Baru sedetik tadi aku selesai membaca buku berjudul The Diet karangan Edit Kayes. Buku itu bercerita tentang pergulatan seorang wanita melawan lemak tubuhnya sendiri dan bagaimana si wanita memahami proses metabolisme tubuh manusia.
Setelah membaca buku itu, aku mulai berpikir tentang tubuhku sendiri lalu ingat tentang range kiloan tubuhku yang aneh.
Tinggiku 160 cm dan beratku berkisar 71-74 kg. Sama sekali tidak ideal tapi aku bangga sudah bertambah tinggi 2 cm. Dan aku senang hampir semua orang menebak beratku 10 kg di bawah berat asliku dan aku sebal saat ada seseorang yang berkomentar, “kurusan ya?” padahal pada kenyataannya jarum itu tetap di angka 70an -_-.
Tapi bukan itu intinya!
Intinya adalah bahwa kalau berada di luar rentang 71-74 kg itu, artinya aku tidak sehat. Pada saat SMP-SMU, beberapa kali beratku turun drastis 8-10 kg dalam 1 minggu dan aku adalah anak yang sangat sengsara. Aku selalu merasa bahwa aku hanya dicintai ketika aku berbuat baik, belajar sampai mendapat nilai-nilai yang bagus, dan selalu mematuhi peraturan. Sering kali aku tidak ingin melakukan hal-hal itu tapi aku memendamnya. Aku sampai menderita insomnia akut. Aku begitu pandai berpura-pura sampai-sampai aku dibilang tukang tidur padahal aku jarang bisa tidur. Aku melarikan diri dalam khayalan-khayalan yang dituang dalam cerita atau komik. Saat menjelang ujian Ebtanas/SPMB, aku bermimpi tentang rumus-rumus setiap hari. Aku juga sering sekali pilek mendadak yang bisa bertahan selama 1 bulan. Keluar-masuk rumah sakit dan kunjungan-kunjungan ke dokter merupakan hal biasa.
Pada saat tingkat 2 -tingkat 3, berat badanku hampir menuju angka 80an pada saat tinggiku 156-158 cm, dan aku orang yang payah sekali. Pada saat itu aku menyimpan kemarahan yang besar sekali sampai aku tidak mau berpikir tentang apapun. Kulitku pernah (di sekitar dada dan punggung) berbintik-bintik merah seperti saat terserang alergi parah karena stress tidak berujung. Pada kisaran berat badan itu, aku sering terserang masalah pencernaan.
Dan yang aku tahu aku tidak pernah benar-benar bahagia dalam rentang waktu itu. Aku selalu tidak puas dengan sesuatu, dan semuanya ditandai dengan berat badan. Pada usia remaja, aku ingin menghilangkan kecurigaan pada lingkungan masyarakat, tapi aku malah menghilangkan berat badan dengan tidak wajar dalam prosesnya. Pada usia belasan akhir, aku ingin mendapatkan keberanian untuk mengungkapkan rasa sakit hati, aku malah mendapat beberapa kilo lemak :D.
Dan sampai sekarang berat badanku belum ideal juga dan entah bagaimana, aku tidak keluar dari range itu (kalau keluar, itu artinya aku lagi sakit). Aku memang tidak suka olahraga sih, kecuali berenang sambil membayangkan diri jadi lumba-lumba atau kodok tua berbintil yang malas (tidak bisa dihitung sebagai olahraga!). Sering juga aku merasa bulat sekali seperti bola dan tidak suka dengan bentuk bola itu karena sulit mencari bentuk baju untuk bola.
Tapi kupikir, ketidakpuasan-ketidakpuasan kecil seperti itu, tidak banyak berpengaruh selama kau tahu kau bahagia. Sering sekali, ketika kau sedang duduk terdiam, cuman menikmati hari dengan santai, ada sebuah perasaan menyelusup datang seperti berbisik, “Tidakkah kau jijik dengan dirimu, onggokan lemak itu? Tuhan membuatmu menjadi makhluk menjijikkan dan menjadikan orang lain cantik loh. Kamu nggak marah?”
Dan saat perasaan buruk itu muncul, aku bilang, “Itu adalah hal terbodoh yang pernah gwa denger. Ngeguyon lagi gih.” lalu melanjutkan diri menikmati hari dengan santai. Tentu saja makan 2-3 kali sehari. Mungkin saja makanan yang tidak sehat, tidak bergizi, tapi aku menikmatinya. Lalu ketika aku iseng, aku naik ke atas timbangan, dan angka di timbangan itu tetap terpaku di angka 70an lalu aku mendesah,
“Danz, kamu orang bulet paling bahagia di atas dunia.”