To be happy, one must love, love to suffer or suffer of too much happiness -Woody Allen-
Right on you Woody Allen!
Sekarang lagi stress tinggi. Masalah yang dibikin sendiri tentunya (seperti biasa).
Jadi sekarang lagi stress banget liat undangan nikah. Celakanya, yang seperti itu datangnya terus-menerus secara kontinyu tanpa henti. Tentu saja tulisannya “minta doanya”, tapi akhir-akhir ini merasa kesulitan melakukan hal seperti itu. Mungkin perkaranya, lagi giung dengan kebahagiaan orang lain. Tau kan, segigit kue itu enak, sepotong kue itu masih enak. Tapi satu kue utuh (????). Bagaimana dengan 1 ton kue (???!!!).
Cukup untuk membuat seseorang muntah kurasa.
Jadi sekarang baca undangan seperti ini:
Undangan: Si A dan si B turut mengundang saudari ke akad (bla bla bla) dan resepsi (bla bla bla) meskipun kita tidak pernah terlalu dekat, tidak saling mengenal dengan baik, lihatlah kebahagiaan kami. Ayolah ambil 1 potong kue ini, oh ndak ambil semua kue ini, oh nggak gimana kalau kita jejalkan semua kue yang kita punya ke dalam mulutmu. KITA PUNYA KUE KAMU NGGAK KAN??? *evil laugh*
Jadi begitulah.
Seseorang ternyata bisa muak dengan kue. Lebih-lebih kalau dijejalkan di mulutmu.
Dan pada akhirnya kita harus tetap berbagi kue, meskipun ada orang yang muak dengan kue tapi harus tetap menyukai kue karena itu yang dilakukan orang beradab.
*Merasa mual melihat kerakusan, ternyata dibutuhkan lebih dari sepotong kue untuk membuat seseorang bahagia. Perlu banyak sekali kue, padahal dirinya sendiri tidak bisa menghabiskan*
-nyaw, muak dan stress, stress sampai muak, muak dengan stressnya, sedang tidak ingin terlalu banyak kue, hanya ingin sepotong kue yang cukup mengenyangkan dan manis-