Spektakuler!

Ini adalah kalimat yang penyemangat yang seharusnya dituliskan di atas sebuah foto acak dengan font yang digunakan di koran-koran:

 

Hanya Anda Yang dapat Menjalani Hidup Anda yang Spektakuler.
Kegagalan Spektakuler Anda Saat Ini adalah Milik Anda.
begitu juga,
Keberhasilan Spektakuler Anda Saat Ini adalah Milik Anda.
Nikmati Saat Spektakuler Anda!

 

Aku akan memakai tagline “Spektakuler!” seperti pesulap-pesulap. Just for fun!

-nyaw, spektakuler!-

Yang Sedang Terjadi (Sudut Pandang Objek Penderita)

Hidup sedang mengerjai Danz.
Hidup= Subjek
Sedang mengerjai: Predikat
Danz= Objek Penderita

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Kalau dari sudut pandang aku sendiri, aku merasa sedang dikerjai. Sepertinya tidak ada hal yang bisa berjalan dengan lancar.
Seperti yang diketahui, aku mempunyai bisnis “Nyaw”. Sebenarnya bisnisnya tidak bisa dibilang berjalan sangat baik, juga tidak bisa dibilang berjalan sangat buruk. Mungkin kalau bayi, dia mulai belajar berdiri, jadi dia menjatuhkan semua barang yang dilihatnya. Hal itu adalah karena di awal usaha, tidak dilakukan manajemen yang baik sehingga setengah dana untuk start point habis entah untuk apa.
Yang tidak aku ketahui adalah ibu aku sangat membenci pekerjaanku yang berkaitan bisnis ini karena tidak sesuai dengan bidang saat kuliah. Saking bencinya dengan pekerjaanku, ibuku mengusir aku dari rumah. Aku pun keluar dari rumah selama 2 hari sambil mencari kost-an. Bapakku sibuk mencariku ke mana-mana dan tidak berhenti menelepon. Adikku mengirimkan pesan lewat facebook untuk bilang bahwa aku tidak berhak melakukan apapun yang aku mau setelah mempunyai gelar sarjana yang berasal dari uang orangtua.

Lalu apa yang kulakukan?

Aku pulang setelah menjawab telepon dari Bapakku (di hari kedua keluar rumah). Katanya ibuku bisa terkena stroke kalau aku memaksakan diri ingin menjalani apa yang kuinginkan. Katanya aku adalah tulang punggung keluarga dan hal yang sedang aku jalani sangat tidak bertanggungjawab. Katanya bila terjadi sesuatu dengan bapakku, aku adalah yang berikutnya berkewajiban menghidupi seluruh keluargaku.
Aku berpikir bahwa aku tidak mau bertanggung jawab atas penyakit seseorang. Aku juga berpikir bahwa memang aku adalah anak tertua yang seharusnya bisa diharapkan. Jadi aku memikirkan apa yang harus dilakukan. Aku berpikir bahwa aku akan memberikan full keputusan mengenai operasional bisnis kepada partnerku. Aku pun pergi menemui partner kerjaku dan mengkomunikasikan apa yang aku putuskan. Dia mengerti tapi aku tidak tahu semengerti apa. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya tentang apakah dia mengerti atau tidak. Kupikir dia harus menerima bahwa dana yang aku punya untuk bisnis adalah Rp.0,-

Kadang-kadang aku mendapati diri bertanya-tanya,
Kalau keluargaku bergantung padaku secara finansial
Kalau kenalan-kenalanku bergantung padaku secara finansial
Aku bergantung pada siapa?
Lalu kadang-kadang aku mendapati diriku menjawab pertanyaanku sendiri dengan nada konyol,
“Tentu saja pada ‘Bos Besar'”

Jadi seperti apa keadaanku sekarang?

Sekarang aku adalah jobhunter (lagi) karena aku membutuhkan uangnya. Kalau aku tidak dapat pekerjaan itu sampai akhir tahun maka memang artinya aku harus membuat pekerjaanku sendiri.

Tapi aku harus berhati-hati untuk tidak membuat orang lain terkena stroke atau serangan jantung karenanya.

-dz, telah banyak berdosa, berharap musibah-musibah ini mengimpaskan semuanya dengan orang-orang yang telah dilukai dan dapat menjadi awalan baru yang bersih-