Karena iseng-iseng, aku punya buku cara membaca wajah. Sebenarnya nggak iseng banget, tapi suatu tindakan sadar untuk mengira-ngira perilaku orang, jadi bisa lebih mawas dan tidak terlalu polos sendiri. Yang aku suka dari buku itu adalah di pembuka, penulisnya bilang kalau dia menggunakan ilmu baca wajah untuk dirinya sendiri. Karena sudah bisa membaca diri sendiri, setiap kali dia down atau gelisah dia cukup mengelus bagian wajahnya dan bilang “Ini adalah karena alis/kuping/dsb bawaanku…, sabar….”
Maklum kayak gitu, sangat membantu. Kalau ingin diterima seseorang, pastikan orang yang menerimamu 100% adalah diri sendiri. VVIP š
Jadi ngomong-ngomong tentang mengetahui dan menerima diri sendiri. Belakangan ini, aku tidak melakukan hal itu dengan baik. Aku bahkan kehilangan semua bakat dalam sekejab mata. Ngegambar, nulis, formulasi, hampir-hampir tidak bisa melakukan itu semua (lihat saja tulisan-tulisanku yang belakangan tidak berstruktur). Tidak bisa melakukan semua itu, rasa-rasanya mencekik. Sama seperti tidak bisa bernapas, asma akut.
Bagiku, berkarya adalah napas.
Jadi karena aku punya masalah pernapasan, aku berlatih yoga. Sekarang in aku secara berkala berlatih untuk bernapas lancara, dan berusaha tidak menahan napas saat membaca email meresahkan di kantor.
Tapi terutama, aku saat ini sedang belajar untuk tidak merasa malu.
Ya kurasa aku merasa malu berat sampai merasa payah untuk melakukan apapun.
Sepertinya perasaan malu itu berasal pasca putus. Aku merasa malu bahwa saat aku frustasi dan depresi ingin menghabiskan seumur hidup sama orang yang aku cintai, orang itu ragu-ragu karena kelakuanku. Aku juga merasa malu saat aku ingin mengobrol dengan teman karibku (mantanku juga), dan mengejeknya itu membuatnya semakin yakin untuk meninggalkanku dan mencari orang lain.
Kurasa aku malu karena saat itu, orang yang kucintai tidak mengerti diriku dan melakukan backhand breakup untuk memastikan semuanya berakhir.
Kurasa aku harus berhenti untuk merasa malu. Sangat ingin dicintai kurasa gak salah. Mungkin orang lain melihatnya sebagai keputusasaan, tapi mereka cuman orang lain. Orang-orang yang benar-benar karib, tidak akan pernah membuatmu merasa malu, mereka malah akan tersanjung dan mencari tahu lebih banyak tentangmu tanpa memberi penilaian sepihak tanpa klarifikasi.
:p
Jadi saat ini, aku masih menangis tiap malam karena aku susah lupa hal-hal menyebalkan. AkuĀ berusaha menulis lagi. Rencananya adalah aku ingin membuat cerita super panjang lagi sebagai proses penyembuhan, seperti saat aku menulis “Putri Standar” (itu adalah tulisan mengenai diriku yang paling mirip denganku, meskipun bentuknya dongeng). Aku belum pede sampai sekarang untuk menyentuh pensil, masih gemetaran, aku akan terus berusaha! Formulasi sih mau gak mau dilanjutkan, kurasa aku dapat formula shampoo yang menarik. Dan tidak lupa, saat ini aku beryoga dan berlatih pernapasan.
Saat aku merasa malu, aku akan ingat twit yang mungkin bagi orang lain sampah
#ZodiacFacts All Astrologers agree that #Scorpio is the sexiest of all zodiac signs, which may be why they are so desperate to find love
#ZodiacFacts #Scorpios are very emotional people who need love, crave, fight, and ask for it
Kupikir saat melihat twit ini, “Siapa sih yang ngga?” Tapi kemungkinan besar, karena dijadikan kalimat khusus, ada sekelompok orang di luar sana yang lebih mementingkan suatu aspek hidup daripada yang lain. Karena kebetulan aku termasuk sekelompok orang itu, aku tidak terlalu malu untuk bilang, “Aku mau dicintai.”
Sejujurnya aku belum sampai tahap pemilih. Katanya seseorang harus menjadi pemilih agar tidak disia-siakan. Masalahnya adalah mungkin aku agak gampangan/sederhana.
Semua penilaian ada di persepsi Anda.
-nyaw, malam-malam nulis blog abis gak bisa tidur karena nangis mulu, sekarang ngantuk-