Dari dulu aku suka sekali kosmetik. Aku bukan heavy-user, tapi jelas-jelas sekali dari kecil aku suka sekali kosmetik. Kalau main ke rumahku, dan masuk ke dalam kamar mandi, kalian akan menemukan lebih dari 10 macam sabun dan shampoo, yang secara tidak sadar aku coba 1 per 1 dari bulan ke bulan untuk menemukan produk yang buatku paling “alfa”. Setiap menemani ibu berbelanja, aku pasti berlama-lama di bagian bodycare dan secara serius mencocokkan klaim dengan ingredients (wakakakak, sampai sekarang masih!). Waktu SMU, aku juga secara telaten mengumpulkan katalog Oriflame yang diberikan temanku (dan juga MEMBACANYA 😆 ). Dan sekarang secara tidak sengaja aku bekerja di perusahaan kosmetik. Sangat membenci ketidakpastian deadline dan launching, tapi cukup senang mencoba-coba produk baru yang kebanyakan orang pikir “sebenarnya tidak berguna”.
Bukan sekali dua kali, aku mendengar keluhan laki-laki tentang kebiasaan perempuan dan betapa tidak bergunanya hal tersebut. Bahwa berdandan menandakan perempuan itu membangun kepercayaan dirinya di atas hal tidak abadi bernama “kecantikan”.
Yang mau aku bilang: “Please deh.”
Sebenarnya apa sih yang tidak disukai dari cewek yang berdandan? Suka kulit putih halus, suka rambut lembut, suka mata yang besar, suka yang harum, suka yang mulus, suka yang bibirnya merona, suka yang tidak pernah menua. Hello… emangnya berapa dari berapa perempuan yang terlahir dengan keadaan seperti ini dan bisa mempertahankannya seumur hidupnya tanpa perawatan? Ayo donk cowok, bangkitlah dari fantasi bodoh kalian, dan terimalah bahwa cewek itu tidak sempurna, tapi dia berusaha. Dia berusaha dengan keras. Dan please deh…, produk kosmetik yang kalian bilang tidak berguna itu, secara susah payah diformulasi dengan cucuran air mata, keringat formulator yang secara serius memikirkan. “Apakah ini akan benar-benar mempercantik dan tidak akan dijadikan mainan orang marketing saja.”
Saat ini aku dilema. Apakah cowok Indonesia memang tidak suka cewek yang berusaha atau cowok-cowok itu merasa tertipu. Bahwa ternyata bidadari yang diinginkan itu tidak nyata? Bahwa dia pada akhirnya hatinya akan digulir menuju pesona manusia biasa? (wow, kalimat yang terakhir berima, keren… :p )
Well dude, I’ve looked it up in the “Manual Book”, dan tau gak? Baru dapat bidadarinya setelah kiamat.
Itu juga kalau masuk surga.
SUCK UP DUDE!
-nyaw, bukan feminist, karena feminist tidak memakai lipstick dan eyeshadow-