Orang tidak menganggap masalah burn out itu serius sampai seseorang meninggal karenanya.
Secara mengejutkan, kemarin saat melihat-lihat timeline facebook, aku mendapati berita bahwa salah satu teman waktu SLTP (Mita) meninggal dunia. Mita meninggal karena memaksakan diri untuk lembur dengan mengonsumsi energy drink. Mita lalu kolaps dan dilarikan ke rumah sakit dan mengalami koma. Tak lama Mita meninggal dunia. Meninggal dunia karena overworking. Meninggal dunia karena burn out.
Kematian mendadak yang begitu mengerikan. Semua orang tidak percaya dengan berita ini. Aku bahkan ragu apakah keluarga dan teman-teman terdekatnya bisa mencerna berita ini. Aku adalah teman yang sudah lama hilang kontak dan bahkan aku merasa kaget. Harusnya teman yang lama tidak kontak tidak muncul dengan berita seperti ini. Harusnya berhubungan dengan hal yang menyenangkan, misal: sedang hamil dengan anak kembar (atau sesuatu seperti itu). Tapi tidak, sayang sekali tidak seperti itu.
Kepergian Mita yang mendadak membunyikan sebuah alarm bagi teman-teman seumuran (terutama bagi mereka yang bekerja di bidang adv – karena Mita adalah seorang copy writer). Memberikan sebuah bunyi alarm akan betapa pentingnya hidup dengan seimbang. Bermain, bekerja, beristirahat, beribadahlah dengan sama kerasnya. Bermain, bekerja, beristirahat dan beribadahlah dengan sama kerasnya karena hidup Anda bergantung pada hal-hal tersebut!
Yang menyesakkan adalah meskipun kepergian Mita memberikan sebuah pengingat keras bagi mereka yang suka overworking, tetap saja Mita pergi dengan meninggalkan keluarga dan teman-teman yang menangis sedih.
Untung sekali aku memiliki kenangan yang bagus tentang Alm. Mita. Waktu kami masi SLTP, aku adalah anak yang canggung dan tidak percaya diri. Aku sudah menstruasi tapi badanku seperti bayi. Aku juga penuh bulu. Tapi orang-orang sering memuji hidungku yang mancung seperti hidung dalam anime. Tapi Mita beda, dia bilang, “Nggak, hidungnya biasa aja. Gwa suka bibirnya. Bibir lu kecil dan lucu.”
Pada akhirnya pertemanan kita menjauh, tapi Mita memberi kesan yang sangat baik dalam hati. Mita bahkan menambah satu hal positif padaku!
Orang bilang Mita meninggal karena overworking. Orang bilang Mita meninggal karena aneurysm.
Mungkin mereka salah.
Mungkin sebenarnya Mita meninggal karena over awesomeness dan Tuhan ingin dirinya segera kembali ke asal awesomeness itu.
wallahu alam
-nyaw, Selamat beristirahat Mita. RIP-