Bandung adalah kotanya perempuan.
Setidaknya bisa disebut tempatku bekerja, lagi-lagi adalah tempat yang penuh dengan perempuan. Berbeda dengan tempat sebelumnya yang dipenuhi dengan perempuan-perempuan single, tempat yang sekarang penuh dengan ibu-ibu muda dan tampak begitu bahagia. Kalau sedang berkumpul makan siang bersama, yang dibicarakan adalah tentang anak-anak yang lucu.
Anak laki-laki yang dari kecil saja sudah melirik-lirik cewek yang “cantik”.
Anak perempuan yang rajin dan penurut dan membuat bangga dengan memenangkan loba gambar.
Ada juga cerita anak-anak yang dirasakan tidak punya tontonan layak di tivi, akhirnya harus liat 7iccon, SM*SH, dan cherrybelle.
Kadang-kadang muncul pembicaraan tentang pengalaman melahirkan. Rasa sakit seperti apa yang dialami, kebingungan yang dialami (seperti, kalau mau pup dan pipis bagaimana saat mau mengeluarkan si dedek?) dan cara duduk dan pakaian yang harus dikenakan setelah melahirkan. Ada juga tips dan trik agak perut bisa kembali ke posisi semula setelah melahirkan (katanya adalah dengan campuran ragi dan jeruk nipis, tapi Heidi Klum gak pakai yang begitu dan dia baik-baik saja :p).
Lalu, saat semuanya sedang asik bekerja, tiba-tiba para ibu muda akan bercerita tentang pengalaman bertemu suaminya saat ini. Cerita ini biasanya diikuti nasihat-nasihat tentang memilih pasangan juga doa-doa agar diberi kesabaran. Aku rasa kalau yang namanya family woman saat sedang bekerja banyak merasa kangen dengan suami dan anak-anaknya.
Yang namanya bel pulang adalah suara yang paling ditunggu-tunggu pada hari itu karena ingin segera memeluk anaknya dan cerita-cerita dengan si Mas/Aa/ Bapak dedek.
Ingin menjadi wanita yang seperti itu.
-nyaw, feminitasisasi-