Riak Air

Sering kali kita ingin percaya bahwa kita bisa mengandalikan arus idup. Tapi pada kenyataannya, itu adalah hal yang sulit sekali dilakukan karena kita tidak tahu awal arus itu. Mungkin berawal dari air mancur nan jauh di sana, atau mungkin saja hanya berasal dari sebuah kerikil kecil.

Ketidaktahuan itu yang menjadikan kita tidak punya kendali. Terkadang itu membuat bingung, tapi sebenarnya itu sangat memudahkan.

Ngomong-ngomong tentang riak air, awal aku dan MM adalah kerikil.

Kerikil itu adalah sebuah post di sebuah forum maya. MM mem-post salah satu contoh SMS mesra buat mantannya dulu. Sama sekalii tidak mesra, tapi aku menyukainya lalu aku menunjukkannya pada temanku laila.

aku: Eh baca nih lucu! ^^

laila: Mana? Mana? Iya ya lucu, ayo kita PM orang ini.

aku: Ngapain!!! Lagian udah ada ceweknya >.< *gugup, tidak terbiasa dengan dunia internet, berpikir bahwa orang yang memakai internet itu pasti jahat -> padahal sendirinya pakai; lagian apa hubungannya udah ada cewek????*

laila: g papa… *mengirimkan PM*

aku: *gugup gugup, terkejut PMnya dibalas dan isinya ajakan kopdar kapan-kapan*

laila: halah… ayo kita bales kita ikut, padahal ndak akan… nyahahahaha….

aku: *ketawa gugup*

Lalu ternyata kita berdua benar-benar terseret oleh riak kecil itu. Tanpa sadar laila bertemu salah satu tokoh forum maya itu, lalu tanpa sadar aku juga bertemu tokoh itu. Lalu tanpa sadar bertemu banyak orang dan berkenalan dengan MM si pemilik posting lucu. Pada saat bertemu berpikir, “Oh yang kek gini yang bakal ngirim SMS yang gitu… Berarti harus cari yang gini? Tidak suka yang gini… ada ceweknya dan aktif di himpi, trus dr jurusan subur cewek. Humm humm….” (langsung mencoret MM dari daftar laki-laki idaman). Setelah itu untuk waktu yang lama sekali tidak bertemu muka terus tiba-tiba ketemu lagi dan terjadi macam-macam.

Kalau dipikir-pikir semuanya berawal dari sebuah posting saja, sebuah riak kecil.

Dan kalau dipikir-pikir, kerikil itu tidak jelas yang mana.

Apa itu si posting lucu?

atau mantannya MM?

atau keberanianku memakai komputer? *pernah fobia komputer*

atau yang manakah?

Memang kek gitu yak. Mau tidak mau ada hal yang tidak terkendali >.<

Entah Kenapa

Entah kenapa gwa punya selera yang tua tentang beberapa hal. Di antaranya adalah gwa sangat menyukai tas kulit.

Iya… tas kulit!

 

Seleranya kayak yang udah tua aja, tapi gwa gak bisa menahan diri untuk suka dengan tas kulit. Karena kesukaan ini, pas jalan-jalan dan melihat-lihat tas, selalu melakukan hal yang agak memalukan. Hal yang memalukan itu adalah meremas bahan tas itu lalu mencium baunya.

Wkwkwkwk….

Padahal tindakan seperti itu bisa dibilang tidak perlu karena tas yang benar-benar terbuat dari kulit akan disertakan dengan sebuah “tag” yang merupakan contoh kulit yang digunakan untuk membuat tas itu.

Wkwkwk, refleks yang aneh….

Dan lebih anehnya lagi, kadang-kadang sebelum melakukan gerakan itu gwa dah tahu tas itu terbuat dari apa dengan hanya melihat dari kejauhan.

Argh, rasanya bodoh sekali….

Tapi begitulah hidup. Kadang-kadang kita melakukan kebodohan. Lebih sering kali kita melakukannya berulang-ulang.

Taklukkan Dunia

Iklan-iklan yang paling manipulatif di dunia adalah iklan-iklan produk kecantikan. Ada sebuah iklan baru akhir-akhir ini yang mengingatkan hal yang sering sekali terpikir. Tagline iklan itu, “Alihkan dunianya.” dan para lelaki langsung bersikap bodoh begitu melihat betapa putih dan cantiknya si cewek model.

Itu adalah fantasi setiap perempuan kayaknya.

Suatu hari bisa mengalihkan dunia seseorang.

Awalnya dunia 1 orang, berikutnya adalah WORLD DOMINATION!!!!

Nyahahahahahaha….! *evil laugh*

Dan betapapun kita tahu itu adalah sebuah fantasi, seluruh nyata senang menyokong pemikiran seperti itu. Aku ingat ketika temanku yang cantik diberikan sebuah voucher makan gratis sedangkan pada kesempatan lain pesanan aku dilupakan untuk berjam-jam. Bukankah itu menyebabkan kesan bahwa, “perempuan cantik mendapat segalanya.” Bahkan ibuku berpikir begitu, katanya perempuan cantik itu enak karena mudah memilih pasangan.

Semua hal tentang “cantik”, “langsing”, dsb, itu sangat menciutkan nyali.

Tapi pekaranya adalah aku pikir, mata *optik terhebat di dunia* bukan digunakan untuk hal seperti itu. Bukan untuk “berpura-pura mensyukuri keindahan ciptaan Tuhan lewat lekukan tubuh perempuan”, bukan untuk “menghakimi baik dan buruk penampilan seseorang”, dsb. Aku pikir, 2 mata kita adalah untuk bisa benar-benar melihat kebenaran. Saat memakai mata, kita melihat bagian luar, hanya sampai sana. Tapi melihat ke dalam dalam dalam lagi, semua indera dikerahkan, lalu kita bilang, “Syukurlah”.

Mari kita kembali kepada “WORLD DOMINATION”;

Memang hidup akan mudah bila menjadi sangat cantik. Kita tidak perlu melakukan apa-apa, hanya duduk, terlihat cantik lalu tiba-tiba si laki-laki akan merasa “berguna”. Itu adalah pandangan singkatnya. Tapi apa kita mau laki-laki yang seperti itu? Yang berhenti sampai bagian eksterior, tapi tidak punya usaha untuk interior? Laki-laki bodoh yang dunianya mudah dialihkan?

Jangan lupa, laki-laki bodoh yang seperti itu akan menjadi ayah anak-anakmu. Apa kau akan membiarkannya???

TIDAK. Katakan tidak untuk pembusukan otak oleh media. Katakan tidak untuk laki-laki yang bodoh. Katakan iya untuk masa depan anak-anak yang lebih baik. Katakan iya untuk penaklukkan dunia yang baik dan benar.

If you have to do it, do it womanly. Do it smart, sleek, because you have babies to keep.

If you won’t do it for yourself, do it for the life you will carry!

Highest Chakra

Kemarin lusa iseng-iseng menonton siaran ulang “Aang, The Legend of The Last Avatar” (betul tak nih judulnya btw). Episodenya adalah tetang Aang yang membuka semua chakra-nya agar bisa membuka kekuatan avatarnya. Tapi Aang gagal karena tidak bisa membuka chakra tertingginya. Chakra-nya adalah sesuatu tentang energi kosmis dan cara membukanya adalah dengan melepaskan diri dari masa lalunya dan kehidupan duniawinya. Saat itu Aang hampir melakukannya tapi dia memilih untuk tidak membuka chakra itu.

lalu

Bak!

Episode itu seakan-akan menjadi sebuah pukulan bagiku. Aku juga, seperti Aang, akan gagal membuka chakra tertinggi itu. Padahal bo, kalau chakra-nya terbuka, akan menerima energi kosmis loh! Gila, rugi kan kalok gak bisa melepaskan diri.

Tapi begitulah, itu pekerjaan yang sulit banget.

Meskipun di “Buku SOP” kita udah jelas-jelas tertulis, “yang dimiliki saat ini bisa jadi semacam pengalih perhatian dari hal yang lebih penting”, aku tetap merasa sulit membuka ke tempat yang paling tinggi itu. Aku berkali-kali membaca ayat itu, tapi sepertinya mata tuh buta, otak goblok, dan hati tuh terkunci rapat.

Karena sedang seperti itu, aku merasa kesal dan tidak bisa tidur. Aku merasa lemah dan tidak tenang.

Lalu pada saat yang berdekatan, seorang kenalan menikah. Dia sangat cantik, dan sudah berhubungan lama dengan seseorang tapi berakhir menikah dengan orang lain. Logika aku mengetahui bahwa kejadian seperti itu biasa terjadi. Bahwa bisa saja kita menikah dengan orang lain tidak lama setelah berhubungan dengan orang lain. Tapi hati aku berteriak-teriak karena tidak bisa menerima hal seperti itu.

Dan itu salah kan.

Maksudnya, perempuan itu dicintai bukan mencintai, jadi harusnya bersikap lebih ringan hati.

Tapi mungkin aku punya terlalu banyak testosteron, jadi aku merasa kesulitan menerima kejadian sehari-hari seperti itu. Di dalam hati aku tidak punya kekuasaan menyakiti hati diri sendiri, orang lain lalu mengatakan dengan seenaknya, “Tuhan, nih urus kerjaan kotornya. Pokonya aku ibadah aja.” Aku belum bisa menerima melakukan hal seperti itu.

Mungkin kedengerannya terlalu negatif, mungkin tidak selebay itu.

Tapi itulah artinya kejadian kenalanku menikah itu.

Bagiku seperti itu.

Dan aku menjadi merasa crappy karena harusnya bisa membuka chakra paling tinggi dan lebih ringan hati dan bisa menerima kejadian apapun dengan hati terbuka.

Tapi tidak. Aku kaku seperti beton jembatan Suramadu.

Aku tidak pernah bisa benar-benar menerima kejadian itu sampai pada akhirnya aku tidak datang ke pernikahan itu karena tidak bisa mendoakan kebahagiaan kenalanku dengan tulus. Di dalam hati, aku merasa berbagai macam perasaan bercampur aduk. Perasaan-perasaan yang kotor. Marah, sedih, iri, frustasi, takut. Aku jadi bingung hingga aku memutuskan bahwa aku tidak bisa mendoakan kebahagiaan pasangan suami istri baru itu.

Di dalam hati, aku tidak tahu apa aku ingin mereka bahagia. Kenapa mereka harus bahagia kalau memulai dengan cara seperti itu?

Bukankah itu menyedihkan.

Tidak bisa berdoa dengan tulus.

Aku merasa perlu melepaskan diri dari keheranan-keheranan kecil dan mulai menerima hal-hal lebih besar.

Tapi di lain sisi aku merasa akan gagal melakukannya. Aku sangat jahat sampai tidak bisa mendoakan kebahagiaan orang lain. Bagaimana mungkin orang jahat kayak aku bisa membaca “Buku SOP” dengan baik?

“Ohhhh…. Jangan menyerah baby, jangan menyerah….”

-Bismillahirahmanirahim, dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang-