Karena Saya Lagi Latihan Jadi Tidak Ada Judul Yang Pas

Kadang cerita berawal dari komentar semacam,

“Agak keras ya kopinya.”

Padahal kopi kan tidak terbuat dari batu maupun semen. Tapi kopi bisa membuat seseorang langsung cemen. Langsung lemas dan melilit. Menggigil dan perih.

Perih pedih seperti cinta kata Arab. Kata Arab yang suka menyeduh kopi dengan diangkat tinggi-tinggi. Tidak bukan kopi, sebenarnya the mint. Tapi sama lah sama. Sama-sama diseduh dan sama-sama mengeluarkan asap.

Asap yang melayang dan bergabung dengan awan. Awan yang terlalu berat dan bermimpi dengan langit. Tapi awan terlalu berat. Terlalu berat karena berisi air dan asap.

Air dan asap memenuhi mata dan menjadi tangis. Tangis turun dalam bentuk rintik dan bintik. Tetes tetes. Tetesan basah yang menggenang lalu meresap ke dalam. Ke dalam setiap sela dan pori bersudut.

Di dalam sudut, tertanam seekor biji. Haus dan kurang makan. Pengen buncit. Pengen jadi gede. Pengen jadi seperti yang lain dan menggapai matahari. Tiba-tiba saja ketetasan air. Wow lucky. Wow beruntung beruntung rejeki nomplok.

Rejeki nomplok. Ketika kepala terjedot. Gak papa asal si dia nanti nemplok. Gak masalah asal gak jadi nombok. Apalagi kalau sampai harus kena tabok.

Seperti kena tabok. Rasanya kayak kena tabok. Waktu kamu bilang bahwa, saturasinya kurang tinggi. Potosop lagi.

Poto sop di atas mangkok tidak akan cukup menjadikan diri ini seseorang yang dirindukan oleh diri kamu yang semacam tidak peduli pada apa yang menimpa kehidupan setiap insan di dunia yang dipenuhi murka Tuhan yang selalu diterjemahkan sebagai amuk dan kemanjaan yang merendahkan.

Merendahkan mau tidak mau dia lakukan ketika mengambil foto dari atas. Maklum dia kan lebih tinggi dan saya pendek sekali. Mungkin saya perlu pakai sepatu hak tinggi. Tapi sepatu hak tinggi rasanya sakit sekali. Apakah segalanya yang cantik akan menimbulkan rasa sakit.

Rasa sakit bulanan ini terasa menusuk. Menusuk perut, kepala dan segala tempat yang berada di ujung syaraf. Syaraf yang menjaga kewarasan terutama. Apakah memang waras untuk merasakan sakit di dalam kantong tipis karena dompet kempes.

Kempesnya kapan? Tanya perut yang sudah makan enak. Setelah push up dan sit up. Besok, besok lagi. Besok adalah sebuah negeri yang jauh sekali.

Jauh sekali kesabaran kalian yang membaca tulisan ini. Luar biasa. Kuyakin kalian super sekali! Saya aja yang nulis gak sabaran. Kok kalian terima aja sih tulisan semacam ini? Apa boleh buat saya akhiri saja tulisan ini. Dengan sedikit memaksa. Kenapa?

Karena saya bisa dan kalian ngga.

Haha!

Leave a comment