Muda dan Berjuang

Kemarin keisenganku dalam mengikuti sebuah kuis tweet romantis berbuah manis. Aku memenangkan sebuah buku dari Gagas Media. Tadinya kupikir aku akan mendapat buku dari Bernard Batubara lagi, karena kuis itu diadakan bersamaan dengan acara meet and greetnya di Bandung. Tapi ternyata aku mendapat sebuah kumpulan cerpen dari AS Laksana. Ah tidak terduga! Aku belum membaca semuanya, tapi aku punya komen tentang AS Laksana:

“Quirky!”

Kurasa orang yang pandai menulis cerpen itu umumnya quirky. Karena hal-hal quirky itu membuat perhatian pembaca tersentil dengan lebih cepat. Dan itu sulit dilakukan kalau kau adalah tipe penulis yang membangun hentakan. Cerpen itu enaknya menghentak dari awal. Tapi itu umumnya saja….

murjangkung

Nah terlepas dari kemenangan manis itu. Aku diam-diam memerhatikan meet and greet Bernard Batubara ini. Kalau kau tidak mengenalnya, aku akan memberikan gambaran sedikit. Ia adalah pengarang yang berusia sekitar 26 tahun. Sudah 7 tahun menulis dan sudah menerbitkan 7 buku. Umumnya genrenya adalah cerita romance untuk remaja. Secara reguler ia ngetwit di @benzbara_ dan mengisi blognya bisikanbusuk.com.

Kembali kepadaku yang memerhatikan meet and greet ini. Aku mengikutinya karena aku diharuskan mengambil hadiah langsung di acaranya. Acara itu dilangsungkan di CFD Dago hari ini, sambil Bernard Batubara melakukan wawancara dengan radio 99ers. Aku datang sedikit terlalu pagi, sehingga aku melihat sendiri kedatangan Bernard Batubara ini. Dia membawa gundukan buku sendiri dan menggendong gitar. Nah membawa yang macam-macam lagi hanya dibantu 2 orang personalia Gagas Media yang masih muda-muda. Mereka tampak fokus sehingga tidak memerhatikan aku yang memelajari mereka.

Ketiga anak muda itu menebar meja stand dan banner sendiri. Merapi-rapikan buku sendiri. Bahkan menawarkan sendiri buku Bernard Batubara yang baru launching itu. Tanpa malu dan tanpa bingung loh. Dilakukan begitu saja. Sambil ngelive tweet segala! Aku salut sekali!

Yang lebih membuatku salut adalah begini. Kupikir Bernard Batubara dan tim Gagas Media ini sangat percaya keperluan dalam menyebarkan cerita dari buku terbarunya Bernard Batubara ini. Usaha mereka menampakkan bahwa cerita ini perlu berjalan. Perlu bernapas. Perlu orang tahu. Perlu dimiliki. Dan itu keren. Kupikir usaha seperti ini keren karena menunjukkan totalitas dalam unjuk karya.

Dan ini memberiku sebuah ide. Tentang sebuah budaya yang sudah lama mati dan kayaknya akan menarik bila dihidupkan kembali. Aku berpikir bahwa dengan lebih dekatnya budaya Indonesia untuk menyebar cerita lewat gaya “gosip”, alangkah baiknya bila karya seperti cerpen dan novel disampaikan oleh orang-orang yang berprofesi “raconteur”. Raconteur artinya pendongeng. Sepertinya itu menarik. Mengetahui cerita melalui gaya yang vintage yaitu didongengkan oleh orang lain. Kan seru. Ceritanya juga bisa lebih hidup.

Sepertinya menarik sekali kalau budaya lawas dihidupkan oleh jiwa yang muda. Apa jadinya ya! Semoga ada yang terinspirasi untuk memulai nih. Kalau aku sih… Aku takut malah merusak ceritanya… Suaraku cempreng sekali sih….

-nyaw, raconteur on paper-

2 thoughts on “Muda dan Berjuang

Leave a reply to danilahnur Cancel reply